26 September 2018

Sampah dan Lingkungan


Via Pixabay
Sejak dahulu sampah memang tidak bisa dipisahkan dengan manusia. Setiap kali setelah kita ngapa-ngapain pasti menyisakan yang namanya sampah. Menurut wikipedia sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.

Sampah sendiri dibedakan menurut sifat menjadi tiga.
a. Sampah organik
Yaitu sampah yang bisa membusuk. Misal, sampah dedaunan, sisa makanan, kertas dan kotoran manusia serta hewan.
b. Sampah anorganik
Pengertiannya berbanding terbalik dari sampah organik. Misal, sampah plastik, kaleng,kaca, streofoam. Sebenarnya sampah ini bisa terurai. Tetapi prosesnya puluhan bahakan ratusan tahun.
c. Sampah beracun
Yakni sampah yang mengandung bahan berbahaya, misal, limbah rumah sakit dan pabrik-pabrik.

Bahaya sampah pada lingkungan

Sampah sudah menjadi problem disemua negara didunia. Karena ia bisa menimbulkan pencemaran (polusi) udara, tanah dan air. Sederhananya coba kamu pergi ke dekat tong sampah. Bauk tak sedap membuatmu cepat-cepat pergi dari situkan? Itu baru tong sampa yang notabene masih skala kecil. Lha kalau bauk di tempat akhir pembuangan sampah gimana cobak?

Jangan salah juga, sampah juga bisa membuat tanah tercemar. Terutama dari sampah yang beracun. Misalnya, sampah baterai. Kandungan berbahayanya kalau kita buang baterai tersebut sembarangan bisa mencemari tanah yang nantinya bisa mencemari sumber air untuk manusia. Sekarang cermati cara pembuangan yang benar sampah baterai pada baterai ponsel kamu atau baterai laptop kamu. Disana sudah ada petunjuk pembuangan sampah baterai tersebut. Mulai sekarang jangan buang popok diparet dan daerah aliran sungai. Saran saya, bakar aja deh. Biar bakterinya mati. Namanya juga popok, kan tempat sisa metabolis manusia. Dan disisa-sisa itu ada banyak bakterinya.

sewaktu SD dulu saya pernah diajarkan kalau buang sampah baterai harus berjarak sepulu meter dari sumur/sumber air. Meskipun sebuah tumpukan sampah jugapastinya merusak tanah dan air.

Tak kalah ngerinya bahaya sampah pada air. Mungkin adek-adek pembaca sekalian pernah mendengar kampanye membersihkan sampah ditepi pantai. Ya, karena sampah memang banyak sekali yang saat ini sedang berada dilaut. Terutama sampah plastik. Banyak aneka binatang laut mati gara-gara sampah. Mereka mengira sampah adalah makanan mereka. Namanya juga plastik, pasti tidak bisa dicerna tubuh. Akhirnya binantang yang sampah itu mati. Kamu mau, hewan laut yang kamu ketahui mati atau bahkan tidak menutup kemungkinan bisa punah? Makanya kalau pas liburan tetap buang sampah jangan sembarangan.

Baru-baru ini saya juga membaca sebuah laporan dari LSM Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) yang menyatakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Jawa timur banyak sekali sampah popok sekali pakai. Mereka juga mengobservasi dampak lingkungan biota air sungai tersebut. Hasilnya adalah penurunan hormon seks, perubahan kelamin, penurunan kemampuan menetas serta kegagalan reproduksi kemudian meningkatnya bakteri E. Coli

Upaya menangani sampah

Sekarang kamu udah pada tahu kan bagaimana bahayanya sampah terhadap lingkungan dan manusia. Padahal sampah diproduksi oleh manusia tapi kok masalahnya balik lagi kemanusia ya? Ini disebabkan oleh penanganan yang kurang tepat menangani sampah. Lalu seperti apa sih, upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh kita sebagai manusia dalam menangani sampah.

1. Mengurangi

Seperti kata pepatah, ada gula ada semut. Setiap masalah pasti ada penyebabnya. Dalam hal hal ini sampah, logikanya kalau tidak mau sampah banyak numpuk ya jangan banyak memproduksi sampah. Upaya sekecil apapun kita meminimalkan sampah dari kegiatan kita, lingkungan akan tidak cepat rusak. Karena memang, kita tidak bisa menyetop menghasilkan sampah. Tapi mengurangi tentu bisa.

Jadi bijaklah. Sewajarnya saja menghasilkan sampah. Kasian lingkungan. Kalau bisa nangis, lingkungan pasti udah nangis enggak ketulungan. Maka kitalah yang harus menolong lingkungan dan diri kita sendiri. kan kalau sampahnya dirumah sedikit yang merasakan nyaman juga kita.

BACA JUGA: Heboh Ttemuan Bunga di Desa Empang Pandan

2. Mengolah

Cara mengolah sampah ini ada yang sudah ditangani oleh perusahaan atau instansi terkait. Mungkin kita selama ini taunya sampah hanya bisa diolah jadi duit dengan cara dijual lagi sampahnya. Semisal sampah-sampah botol, kaleng, kardus, aneka plastik dan bahan dari logam.

Yang seperti itu memang bisa diolah dan bisa dijadikan suatu produk lagi(menggunakan kembali/recycle). Lha kalao sampah yang dihasilkan itu sampah popok,kantong plastik, elemen-elemen barang elektronik, baterai dll apa bisa? Jawabannya bisa banget.

Di indonesia sendiri sudah beroprasi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Jadi, sampah itu dijadikan bahan menghasilkan listrik. Tentunya, sampah yang digunakan banyak sekali. Hanya bisa dilakukan di tempat pembuangan sampah (TPS). Kan disana sampah udah kayak gunung aja. Ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan dan instansi pemerintah saja. Kalau kamu sendiri enggak bisa. Prinsip yang digunakan oleh PLTSa ini adalah dengan proses pembakaran (increnerator) sampah yang kemudian uapnya digunakan memutar turbin ke generator yang tentunya kemudian menghasilkan listrik.

Terlepas dari kontroversi cara PLTSa ini mengolah sampah.saya rasa pemerintah semestinya mengkaji lagi kebijakan engolahan sampah seperti ini.  Seperti dampak lingkungan apa saja yang dihasilkan serta nantinya apakah cukup sampah yang dihasilkan dengan jumplah permintaan listrik? Jangan malah sedang menjalankan solusi tapi timbul masalah lain yang lebih serius. Karena yang namanya membakar pasti ada polusi udara.

Kalau untuk sampah elektronik, saya pernah lihat disalah satu televisi nasional, di Indonesia juga sudah ada cara menanganinya. Sampah-sampah seperti ini mereka kelola dengan alat yang canggih-canggih serta diolah dengan benar menurut riset mereka. Jadi, sampah ini dipilah-pilah. Ada yang dikubur sampai tanah yang beracun bisa ditanami tumbuhan. Namun dalam pengawasan dan olahan mereka, ada juga yang sampahnya diekspor. Yang diekspor adalah sampah elemen-elemen elektronik seperti resistor dan sebangsa itulah.

Lain cerita, kalau sampah organik bisa dijadikan pupuk (kompos). Kalau yang ini bisa kamu buat sendiri dirumah dengan memanfaatkan sampah-sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Apa yang bisa kita lakukan?

seperti yan g sudah dijelaskan. Kesimpulanyang bisa kita lakukan dalam berbuat dan menyikapi sampah adalah
a. Bijak menghasilkan sampah
b. Buanglah sampah pada tempat yang tepat




No comments:

Post a Comment

Komentarlah yang sopan. Tidak mengandung SARA, link aktif, serta mengandung unsur spam